Sabtu, 01 Januari 2011

Just Take it easy, Be reality..

Hahahaha..... iye bener, mimpi itu jangan ditunggu tapi dijemput.

Kadang saya tertawa kalo baca status FBnya salah satu adik kelas saya, bukan karena statusnya berisi kalimat-kalimat kontroversial, tetapi hanya kalimat-kalimat sederhana yang berisi keluhan-keluhan selama bersekolah.

Come ooonnnnn....

Adik-adik yang manis, sementara ini (menurut pengalaman saya dan kata orang-orang tua), hidup itu tidak harus berambisi atau berobsesi, tapi meniti dengan perjuangan. Memang tidak salah kalau seseorang punya obsesi, tapi seringkali obsesi itu malah cenderung mem-blow up diri. Bagus memang, pada dasarnya membuat diri menjadi jauh lebih baik tidak ada salahnya, hanya saja perlu diingat bahwa kemampuan diri kita tidak selalu bisa sama jika dibandingkan dengan orang lain. Misalnya masalah ekonomi, seringkali kita iri dengan teman yang lebih gaul atau kaya, berawal dari situ kemudian kita berusaha merubah pola hidup kita dari sederhana menjadi teman yang kita lihat tadi.

Dari sisi kompetensi tidak disalahkan sih, tapi mari kita meninjau dari sisi kapasitas ekonomi orang tua kita sebagai pem-back up hidup kita, bukankah mereka yang akan menderita kalau kita menuntut untuk bisa hidup seperti orang lain yang gaya hidupnya jauh di luar kemampuan kita (dan orang tua kita tentunya)??

Selain dari masalah ekonomi, ada lagi masalah cita-cita (Obsesi dalam Impian).

Betapa miris, berobsesi dalam impian, seperti menuntut diri sendiri untuk berpacu melawan logika, perasaan, dan pemikiran untuk hidup sewajarnya. Mimpi itu baik untuk digunakan sebagai tolok ukur atau target pencapaian. Tetapi kalau mimpi sudah bercampur dengan obsesi, akhirnya malah menimbulkan cultural shock dalam diri.

Satu lagi, jangan merebut hak orang (hohohoho..)

Kalau sudah begitu, siapa yang repot coba?

Saran saya, cari sebanyak-banyaknya referensi impian sebagai target capaian, kemudian ukur kemampuan diri, kalu simulasikan hasil pengukuran diri tersebut ke target-target impian tadi, bila di luar jangkauan silakan di-remove saja dari daftar impian.

Sekali lagi, mimpi itu jangan ditunggu, tapi dijemput... dengan cara wajar tentunya.

Jadi diri sendiri, ndak usah ngoyo....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar